Pendidikan

Siswa Palestina gila di Bengkulu putus sekolah

Seorang siswa SMA di Bengkulu dikeluarkan dari sekolah karena diduga menghina Palestina melalui video yang diposting di media sosial (Medsos). Tindakan sekolah terhadap siswa ini tidak menyelesaikan masalah.

Contents hide

1. “Sebenarnya sangat lemah bagi sekolah untuk mengecualikan anak ini dan tujuannya juga bukan untuk mendidik

1.1. “Padahal seharusnya sekolah yang berinisiatif ketika mengeluarkan kata-kata kasar

1.2. “Sebagai pendidik seharusnya arahnya membesarkan anak

“Sebenarnya sangat lemah bagi sekolah untuk mengecualikan anak ini dan tujuannya juga bukan untuk mendidik

, mengapa? Karena tidak ada jalan keluar, Pusat Regulasi dan Analisis Pembangunan Pendidikan (CERDAS), Indra Charismiadji, saat dihubungi, Rabu (19 Mei 2021) malam.

Indra berpendapat sekolah harus mengambil langkah untuk mengoreksi perilaku siswa yang menyinggung Palestina. Pikiran seorang siswa yang masih remaja masih labil.
Baca juga:
Suara Gubernur Bengkulu tidak setuju dengan DO mahasiswa Palestina yang kasar

“Padahal seharusnya sekolah yang berinisiatif ketika mengeluarkan kata-kata kasar

, kata-kata kotor, kita tidak tahu, tentang standar kesopanan dan sebagainya. Sebaliknya, pihak sekolah berbicara tentang bagaimana memperbaikinya,” kata Indra.

“Kembalilah, ini remaja, remaja punya pemikiran aneh. Itulah yang harus dilakukan sekolah,” lanjutnya.
Baca juga:
Orang tua memutuskan untuk pindah sekolah dari Bengkulu Hina Palestine High School

Ia juga meyakini ada unsur putus sekolah sehingga siswa yang menghina Palestina akan meninggalkan sekolah. Padahal, menurut Indra, mahasiswa seharusnya tidak peduli dengan hukum.

“Sebagai pendidik seharusnya arahnya membesarkan anak

, bukan melepaskan. Langkah ini adalah langkah yang membebaskan tangan dan menghukum sesuatu yang menurut saya tidak jelas. Karena berbeda ketika itu melawan hukum Jadi dia” untuk menghubungi polisi dan meninggalkan sekolah karena mereka tidak bisa mengambil kelas,” tambahnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Daerah (Disdik) VIII Kabupaten Bengkulu Tengah Adang Parlindenan mengatakan, siswa tersebut dikembalikan ke orang tuanya atau putus sekolah kemarin berdasarkan hasil rapat pada Senin (17 Mei).